Catatan Hari 1
Hari Ketika Aku Memilih untuk Hadir Sepenuhnya
"Kadang, yang paling berani bukanlah yang berlari paling cepat,
tapi yang mampu diam dan mendengar dirinya sendiri."
— tidak tahu siapa, mungkin aku sendiri.
Ada titik ketika aku sadar: terlalu banyak hal yang coba kuubah dari luar, tapi sedikit sekali yang kupahami dari dalam.
Hari ini, aku memilih untuk diam sejenak—dan mendengarkan diriku sendiri.
Fokusku dalam perjalanan ini adalah menemukan kedamaian batin.
Aku ingin hadir dalam hidupku sendiri, dengan fokus yang jernih dan hati yang damai, tanpa dibayangi hal-hal yang tak bisa kuubah.
🌙 Spiritual
Aku tidak lagi mendefinisikan spiritualitas lewat dogma.
Yang aku cari adalah keheningan yang menguatkan, bukan keramaian yang membingungkan.
Aku ingin membangun hubungan pribadi dengan semesta—lewat napas, lewat diam, lewat kejujuran.
Setiap hari, aku akan memberi ruang 5–10 menit untuk meditasi singkat, fokus pada napas, dan merasakan damai yang tinggal dalam tubuhku.
🏡 Keluarga
Aku ingin rumah kami dipenuhi tawa, bukan hanya rutinitas.
Aku ingin anakku mengenal ayahnya sebagai seseorang yang hadir, bukan hanya pulang.
Aku bertekad membangun kebiasaan sarapan bersama, bermain di akhir pekan, dan menciptakan ruang keluarga yang hidup.
Aku percaya, keluarga yang hangat tidak lahir dari kemewahan, tapi dari perhatian yang tulus.
đź’° Finansial
Aku ingin mencapai penghasilan minimal Rp10 juta per bulan—bukan demi gengsi, tapi demi keberdayaan.
Aku ingin bisa menyediakan rumah bagi keluargaku, menabung, dan membantu mereka yang benar-benar membutuhkan.
Aku merancang langkah-langkah: pekerjaan utama, usaha sampingan, dan investasi yang bijak.
Ini bukan mimpi kosong, ini tujuan nyata yang sedang aku dekati.
đź’Ş Kesehatan Fisik
Aku ingin berhenti merokok.
Tidur lebih teratur.
Makan lebih baik.
Bukan karena tuntutan, tapi karena tubuhku layak untuk dijaga.
Setiap rokok yang tak kuhisap adalah ruang bagi napas yang lebih panjang—untuk hidup, untuk tumbuh, untuk hadir.
đź§ Kesehatan Mental
Aku menyadari luka yang belum selesai—luka dari pengasuhan, dari ekspektasi, dari suara-suara lama yang tinggal di kepala.
Tapi aku tidak ingin luka itu terus menjadi kompas hidupku.
Aku ingin memulihkan diri, agar bisa mengambil keputusan dengan hati yang sehat dan pikiran yang jernih.
👥 Sosial
Aku ingin belajar berbicara dengan tenang dan jujur.
Belajar menatap mata lawan bicara tanpa gentar.
Belajar berkata "tidak apa-apa" hanya jika sungguh tak apa-apa.
Ini bukan tentang menjadi orang lain, tapi kembali ke diriku yang sesungguhnya—yang dulu pernah bisa bicara tanpa takut.
🤝 Janji
Aku berjanji untuk hadir penuh selama 30 hari ini.
Untuk berjalan dengan kesadaran, bukan tergesa-gesa.
Untuk menjadi versi diriku yang bertumbuh, bukan yang bertahan.
Untuk menyelesaikan, bukan hanya memulai.
✨ Penutup
Hari ini aku memilih untuk hidup dari dalam ke luar.
Mungkin pelan, tapi penuh.
Mungkin belum jadi siapa-siapa, tapi sudah cukup jadi diriku sendiri—
yang sadar, yang belajar, dan yang berjalan.
"Aku berhenti sejenak bukan karena lelah,
tapi karena akhirnya aku ingin mendengarkan suara dari dalam."
— Catatan Hari Satu