Velinor

Entri #2: "Tentang Cinta yang Tak Menungguku"

📓 Catatan Aré di Masa Depan

Entri #2: "Tentang Cinta yang Tak Menungguku"

Ada satu nama yang tak pernah kutulis di daftar orang yang harus aku cari setibanya di Bumi. Tapi jujur saja, namanya adalah yang paling sering kubisikkan dalam diam selama perjalanan.

Waktu aku pergi, kami belum benar-benar selesai. Belum benar-benar bersama juga. Tapi ada sesuatu… semacam harapan yang tidak berani dipelihara, tapi juga tak pernah mati.

Dia tahu aku akan pergi dalam misi ini. Dia bilang akan mencoba menunggu, tapi aku melihat sorot matanya: dia bukan takut aku mati, tapi aku kembali sebagai orang yang asing.

Hari ini, aku melihat namanya di pencarian data penduduk. Ia telah menikah delapan tahun lalu. Dua anak. Suaminya—guru sejarah. Rumah mereka dekat taman yang dulu sering kami lewati sepulang hujan.

Aku berdiri dari jauh. Tak ingin ia tahu aku kembali. Dia tampak bahagia. Bahagia seperti seseorang yang sudah memutuskan untuk melanjutkan hidup meski sebagian hatinya sempat ingin tinggal.

📍Refleksi:

Mungkin cinta memang bukan soal siapa yang datang duluan, atau siapa yang paling setia menunggu. Tapi soal siapa yang hadir di saat dunia benar-benar butuh tempat untuk bersandar.

Aku tidak marah. Tidak sedih. Hanya hening. Seperti pesawatku saat menembus gelap ruang — tak bersuara, tapi membawa seluruh isiku terbang dalam diam.

✒️ Penutup entri:

Malam ini aku menulis bukan untuk memilikinya kembali. Tapi untuk mengenang versi diriku yang pernah berharap.

Versi yang masih percaya bahwa cinta itu bisa bertahan melawan waktu. Kini aku tahu: cinta memang bisa bertahan — tapi tidak untuk menunggu.