Velinor

Ketika Trauma Mengganggu Pekerjaan

Tidak semua hambatan di tempat kerja datang dari kurangnya kemampuan teknis. Ada kalanya yang mengganggu justru luka lama yang belum selesai. Trauma membuat mulut terasa berat untuk bicara, padahal kepala penuh dengan ide. Trauma membuat tubuh gemetar ketika harus menjelaskan, padahal hati ingin sekali didengar.

Di mata orang lain, kita tampak diam, pasif, atau bahkan tidak peduli. Padahal, diam itu sering kali adalah hasil dari pergulatan batin yang panjang. Kita berusaha tetap hadir, meski setiap rapat atau teguran bisa terasa seperti membuka kembali pintu yang pernah menutup dengan sakit.

Namun di tengah semua itu, ada ruang kecil untuk bertumbuh. Mengizinkan diri mengirim pesan singkat ketika bicara terasa berat. Memberanikan diri mengucapkan satu kalimat sederhana, meski suara masih bergetar. Menyadari bahwa setiap langkah kecil adalah tanda bahwa kita tidak menyerah.

Pekerjaan memang menuntut komunikasi, tapi manusiawi untuk tidak selalu sempurna. Yang penting bukan seberapa lancar kita bicara, melainkan seberapa jujur kita berusaha hadir—meski dalam diam yang perlahan mencari kata.

#publik