Yang Tak Selalu Terlihat, Tapi Tetap Ada
“Syukur bukan karena semuanya baik, tapi karena kita bisa melihat sisi baiknya.”
Ada hari-hari di mana hidup terasa samar. Tidak buruk, tidak juga menggembirakan. Seperti langit mendung yang tidak jadi hujan, tapi juga tak pernah terang.
Di antara itu semua, kadang aku lupa: hidup tetap berjalan, dan ada banyak hal yang layak disyukuri—meski tak selalu terasa.
Syukur, ternyata, bukan hanya tentang hal-hal besar. Ia tinggal dalam detik-detik kecil yang sering kita lewati begitu saja:
- Saat napas terasa ringan pagi ini.
- Saat ada secangkir air yang menenangkan tenggorokan.
- Saat kita bisa membuka mata dan tahu bahwa masih ada kesempatan untuk memperbaiki, memulai, atau sekadar merasakan.
Menyadari Kehidupan dalam Keadaan Biasa
Hidup yang biasa sering kali terasa tak istimewa. Tapi mungkin, justru di situlah keajaibannya.
Tidak ada rasa sakit hebat.
Tidak ada badai yang mengguncang.
Hanya keheningan.
Dan mungkin, itu cukup.
Ada kedamaian yang halus dalam keadaan biasa-biasa saja. Seperti bisikan pelan semesta bahwa hidup tak harus selalu gemilang untuk menjadi berarti.
Mensyukuri yang Pernah dan yang Masih Ada
Ada banyak hal yang telah berlalu, dan tak semuanya indah. Tapi jika kulihat lebih jujur, aku pernah melewati banyak hal yang dulu kupikir tak mungkin.
Aku pernah tertawa dari luka, bangkit dari rasa gagal, bertahan meski ingin menyerah.
Mensyukuri hidup berarti juga menghargai versi diriku yang pernah terluka—dan tetap memilih hidup.
Hidup Tak Selalu Indah, Tapi Tetap Layak Dijalani
Syukur bukan karena semuanya baik, tapi karena aku memilih melihat sisi baiknya.
Aku bersyukur bukan karena semuanya mudah, tapi karena aku tahu bahwa aku bisa bertumbuh.
Bahkan dari kehilangan. Bahkan dari kehampaan.
Dan hari ini, mungkin aku tak punya banyak hal baru. Tapi aku punya kesempatan untuk hadir di dalam hidupku sendiri—sepenuhnya.
Itu pun, menurutku, sudah cukup.
Penutup
Kadang hidup tak memberi kita jawaban. Tapi ia selalu memberi kita momen—dan itu yang bisa kita peluk.
Dan dalam pelukan itu, mungkin kita akan temukan:
bahwa hidup ini tak harus sempurna,
cukup bisa kita syukuri...
dengan lembut, dan seadanya.